Jumat, 19 Juli 2013

Gema Peduli Handayani - Bulan Zakat Mari Berbagi Sembako

Gema Peduli Handayani  mengajak berbagi Sembako

Bagi  30 Saudara  kita yang membutuhkan


1.    Nama  : Karrtiyem.
       Umur   : 75 th.
       Alamat : Wonosari Rt 06, Rw 07, Kel Jurangjero, Kec Ngawen, Gunungkidul.




Simbah Kartiyem ini hidup sebatang kara dan tinggal di rumah yang sangat2 sederhana. untuk kebutuhan hidup sehari hari hanya mengharap belas kasih dari para tetangga. hidup di puncak gunung dan jauh dari tetangga dan tak punya tanah garapan. jangankan bantuan tunai jatah beras raskin pun simbah ini tidak mendapatkan. mendapat beras hanya dari para tetangga yang menyisihkan dikit demi sedikit. simbah ini hanya berharap ada yang mau peduli untuk makan sehari harinya. dan tidak berharap ada orang yang mau
membangun rumahnya. bila ada yang mau membantu untuk makan sehari hari simbah ini sudah terima kasih yang sebesar besarnya. 



Bila ada yang berkenan meringankan beban simbah Kartiyem ini bisa melalui Gema Peduli Handayani :

Sekretariat : Jl Karangsari Rt 46 Rw 05 No 313 B Rejowinangun Kotagede Yogyakarta.
Base Camp : Jl Pacar 67A Baciro Yogyakarta 55225.
Tlp : 085743888515, 08179408222,087 839879506.
Fax : 0274-562887
atau.
Rekening Donasi
BRI Unit Kusumanegara
0986-01-022637-53-8

An. Gema Peduli Handayani












2.   Ibu Sulastri.
     

Alamat : Keringan Wetan Rt 04/07 Bulurejo Semin Gunungkidul.

Pekerjaan : buruh tani.
Ibu Sulastri ini terkena penyakit Katarak mata sebelah kanan.
Hidup menjanda dan harus menghidupi anaknya 
yang sakit epilepsi


















3.   Nama : Wasinah Kardiyo Umur : 75 th Alamat : Keringan Wetan Rt 01/07 Bulurejo Semin Gunungkidul. Pekerjaan : buruh tani 

Simbah Wasinah ini menderita struk kurang lebih 2 th. Dan tinggal di rumah bersama suaminya. Sudah berulang kali dibawa ke dokter tapi belum ada perkembangan.







4.   Nama : Saliyem Umur : 80 th. Alamat : Keringan Wetan Rt 04/07 Bulurejo Semin Gunungkidul. Simbah Saliyem ini menderita Lumpuh Kurang Lebih 2 th. Simbah ini tinggal di rumah sendiri dan yg merawat tetangganya.











5.     Pasangan Suami Istri

Alamat : Bejono Rt 02/08 Beji Ngawen Gunungkidul.
       
Nama : Ngadiyo 
Umur : 80 th
 
Keterangan Medis : Asma, Rabun Mata, dan kakinya susah untuk beraktifitas.

 

Nama : Sukinem.
umur : 75 th.
 
keterangan Medis : sakit pengapuran.












6.    Samaji 45 th, Dusun Namberan Rt 05 Rw 04, Karang Asem, Paliyan Gunungkidul. 

Bapak Samaji ini sakit Kusta selama kurang lebih 25 th. dengan keadaan sangat memprihatinkan sampai jari2 tangan habis. dulunya hanya luka kecil kemudian merambat ke semua jari. pak Samaji ini kemungkinan mempunyai Jaminan JAMKESTA. saat ini ini bapak Samaji ini hanya hidup seorang diri, hanya warga sekitar yang peduli merawat bapak samaji dengan merawat seadanya. sampai saat ini belum pernah mendapatkan bantuan apapun dari pihak pemerintah atau yayasan-yayasan terkait.
bapak Samaji ini dahulunya sektar tahun 1987/1988 menjadi PNS di Universitas 11 Maret. waktu itu itu bapak samaji ini mau di operasi tapi menolak. Sudah diupayakan bantuan ke dinsos dan Dinkes tapi sampai saat ini belum ada tindak lanjut. warga sekitar pun sudah berusaha mencarikan alat bantu jalan tetapi belum juga berhasil.






7.     Ibu Heni Setyowati 44 th, Alamat : ds Kernen RT 04/03 Ngunut,Playen. Istri Sutarno ini menderita kanker payudara. Rumah hampir ambruk, dinding dari gedhek sudah di mangsa rayap.
















8.  Dua wanita renta ini adalah kakak beradik,mbah Ginah, 85 tahun dan mbah Latinem, tinggal di sebuah dusun tepatnya di Trowono A, Desa Karang Asem, Kecamatan Paliyan,bergandengan tangan bukan untuk mengucapkan kata perpisahan ataupun mengucapkan selamat. Sang adik, mbah Latinem yang 10 tahun lebih muda sedang membantu kakaknya yang sakit-sakitan untuk berjalan. Sejak menderita sakit yang katanya DHOMPO setahun yang lalu, mbah Ginah memang kesulitan untuk berjalan.Karena DHOMPO yang dideritanya dan berbekal kartu jamkes dari Pemerintah mbah Ginah
berobat ke Puskesmas .Penyakit yang dideritanya sembuh tapi setelah itu badan semakin lemah, sehingga untuk berjalan harus rambatan ataupun dibantu adiknya.Mereka memang hanya tinggal berdua, di  rumah kecil berdinding gedhek bolong-bolong itu. Katanya mereka pernah menikah dan punya anak, tapi anak-anak mereka meninggal waktu masih balita,tidak diketahui apa penyebab kematian anak-anaknya,tapi mengingat kondisi perekonomian mereka yang pas-pas an bisa diduga karena kekurangan gizi ataupun karena terlambat dibawa ke dokter,apalagi angka kematian ibu dan
bayi pada waktu itu memang masih tinggi.Karena
tidak mmpunyai anak, mereka mengangkat anak saudaranya,seorang laki-laki bernma Ranto, yang kini sudah menikah dan mempunyai seorang anak. Ranto tinggal di sebelah rumahnya, sebuah rumah kecil juga, karena Rantodan istrinya hanyalah buruh serabutan.

Dipan ini adalah tempat tidur mereka,tanpa kasur,tanpa busa bahkan tikarpun hanya seadanya.Di sinilah mereka menghabiskan malam berdua,berselimutkan angin kencang dari dinding rumahnya yang bolong. Tak ada kursi ataupun lemari pakaian di rumah mereka karena mereka juga tidak
punya cukup pakaian untuk disimpan.Hanya yang melekat di badan dan jarik yang ada di dipan itulah yang mereka miliki.
Dapur inilah tempat mereka memasak,dengan kayu yang dicarinya di sekitar rumahnya, dan sayuran hasil ‘’ramban’’ di pekarangan tetangga. Beruntung mereka mendapat RASKIN dan BLSM walaupun dipotong sedikit untukberbagi dengan yang tidak mendapat jatah BLSM.Sepetak tanah yang dimiliki memang tidak produktif apalagi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Itupun juga kalau mereka masih mampu menggarap lahan mereka.Dengan khusyu’ dan tulus mereka berdo’a, mudah-mudahan 
suatu saat nanti ada yang membantu memperbaiki rumah mereka, memberinya peralatan dapur yang mencukupi, ataupun yang memberinya jaminan hidup. Amin, ya Alloh.....kabulkanlah do’a mereka.


9.   Yu ponijem,adalah seorang janda yang lahir sekitar 77 tahun yang lalu di dusun Trowono B,Desa Karangasem,Kecamatan Paliyan.Mempunyai seorang anak laki-laki yang entah karena apa…kecerdasan otak anaknya tersebut jauh di bawah standar..Anaknya telah menikah dengan seorang wanita dari Daerah Cepu,Jawa Tengah yang akhirnya bercerai.Beberapa tahun menjadi duda akhirnya menikahi seorang wanita dari Desa Mulo Kecamatan Wonosari,dan kini dia tinggal di Desa Mulo tersebut. Dan karena keterbatasan kemampuan karena anaknya yang bernama Sarbi ini hanya bekerja sebagai buruh serabutan,maka Sarbi jarang sekali menengok ibunya yang sebatang kara.Ponijem muda adalah seorang buruh pembantu dan pernah menjadi tukang masak di sebuah warung makan milik salah seorang warga di Dusun Trowono A,tepatnya di sebelah utara pasar Trowono.Kala itu untuk makan dan biaya hidup lainnya tidak masalah untuk dia,dan itu sudah berlangsung selama puluhan tahun yang lalu.Usia Ponijem kini sudah renta,badan sudah Nampak loyo dan kuyu mungkin karena beban hidup yang semakin menghimpit.Dia tinggal di sebuah gubuk yang kecil dan reot,yang beberapa saat lalu hampir rubuh dan karena kepedulian dari tetangga sekitar dilaksanakan kerja bakti,bergotong royong memperbaiki gubuk tersebut,akhirnya dinding rumah terpaksa diganti hanya dengan sisa-sisa spanduk dari berbagai sponsor,itupunmilik tetangga,dari bekas usaha ternak burung gemak yang akhirnya bangkrut.

Inilah hasil dari kepedulian warga sekitar yang telah bergotong royong memperbaiki gubuk yu ponijem.Di sinilah dia tinggal,seorang diri,tanpa anak,tanpa suami,dan juga tanpa penghasilan.Dia jalani semua itu tanpa mengeluh,dia ikhlas menjalni semua ini.Pada saat musim panas yang lalu dia pasti merasa kan nikmatnya tinggal di gubuk ini,yang hanya berdinding spanduk bekas,karena pasti tidak merasakan panasnya seperti kita yang tinggal di rumah dengan dinding tembok.Namun ketika hujan deras mulai turun,dia pasti baru merasakan  betapa dinginnya,tinggal di gubuk derita ini.Belum lagi kalo air deras masuk ke rumah dari berbagi celah,entah dari genteng yang bocor ataupun dari dinding-dinding.

Dan di atas dipan kecil dan reot inilah Yu Ponijem menghabiskan malam ditemani banyak nyamuk,beralaskan bekas karung,ada satu bantal di atas dipan reot itu,dan berdinding kain bekas yang sudah tidak Nampak motifnya.dan sekali lagi,dia nikmati semua itu dengan penuh keikhlasan.Dulu,ketika tenaga masih kuat dan sejak rumah makan sederhana tempat dia bekerja tidak lagi ada,atau bisa dibilang bangkrut,Yu ponijem bekerja sebagai buruh serabutan,atau buruh tani.Tapi kini,sisa-sisa tenaga yang dia miliki tidak memungkinkan untuk melakukan itu.Terlebih para tetangga yang dulu membutuhkan tenaganya mungkin merasa tidak sebanding antara upah yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh dari tenaga yu Ponijem yang kian lemah.Dan karena tidak secuilpun tanah ladang dia miliki,maka kini hanya bisa mengandalkan dari belas kasihan sanak saudaranya.Adik perempuan yang tinggal di sebelah rumahnya tidak cukup mampu untuk menopang hidupnya,karena dia juga seorang janda yang tinggal dengan anaknya yang hanya buruh serabutan juga.

Inilah dapur tempatnya memasak,entah apa yang biasa dimasak,tergantung apa pemberian tetangga saat itu.Sebuah tungku buatannya sendiri dari batu dan sisa bata yang ditata sendiri,berbahan bakar kayu seadanya yang dia dapat dari sekitar gubuknya.Mudah-mudahan suatu saat nanti,Alloh SWT berkenan merubah hidupnya,di sisa usianya,memperbaiki kwalitas hidupnya,dan memberinya tempat tinggal yang lebih layak.Amiin………..Mudah-mudahan dinding dari bekas gedhek yang tambal tambalan ini segera diganti dengan dinding yang lebih baik.Amiin……..

10.     Ada cerita seorang janda miskin Asmanipun Mbah Sipon dusun gondang rejo, Kelurahan Gatak, Kecamatan Wonosari, dia hidup sendiri karena anak satu2ny sudah punya rumah sendiri ikut istrinya ..
Mbah Sipon tinggal di rumah yg sungguh2 tdk layak pakai tapi berkat bantuan masyarakat sekitar rumah itu bisa di bangun dengan keadaan yg seadanya tp sampai sekarang blm selesai karena kehabisan dana sedangkan pemerintah setempat sdh berusaha mencarikan dana lewat pemerintah dgn mengajukan dana rumah sehat tetapi juga tdk lolos sedangkan waktu ada penerimaan BLSM dia juga tidak mendapatkan, sampai sekarang rumah itu belum selesai di bangun, dindingnya belum ada, kalau malam dia tidur selalu kedinginan karena cuma berdinding kain2 yang lusuh itupun hanya pas yang buat tidur saja...


Masukan Baru dari Mbak Dinda :
     
Mbah kariyo rt 20 rw 10 gunungbuthak nglanggeran patuk GK,                                                         
hidup sendiri anak2nya di jambi semua 
  1. Bu poniyem rt 20 rw 10 gunungbuthak nglanggeran patuk GK                                                      kaki cacat janda hidup dgn anaknya yg cacat               
  2. Bu jumiyem rt 14 rw 03 nglanggeran kulon nglanggeran patuk GK                                               hidup dgn cucunya msh kecil anaknya di penjara kr kasus judi



Masukan Baru dari  Mas Supri Bakmi Jawa :
Ketiganya Warga Pakel Jaluk Piyaman Wonosari
  1. Jumiyati, 44 Th, Pakel Jaluk Rt 02/03 Piyaman Wonosari merupakan janda anak 1 usia 13 th, bekerja PRT diwonosari anak diasuh saudAranya
  2. Tugimen umur 56th rt04/03 dulu tigal di kajar bersama dengan anak istrinya tp setelah mengalami kecelakaan dan cacat yg cukup parah,oleh istrinya di kembalikan di tempat orang tuanya ibu ponco yg beralamat di pakel jaluk
  3. Sajiharjo Utomo, rt 02 rw  03 Janda hidup Sendiri
  4. Giyono 46 th rt03/04 belum berkeluarga hidup dengan adiknya bekerja serabutan untuk kehidupan 
    sehari2nya









     















Tidak ada komentar:

Posting Komentar