Base Camp : Jl Pacar 67A Baciro Yogyakarta 55225.
Tlp : 085743888515, 08179408222,087 839879506.
Fax : 0274-562887
atau.
Rekening Donasi
BRI Unit Kusumanegara
0986-01-022637-53-8
An. Gema Peduli Handayani
3. Nama : Wasinah Kardiyo Umur : 75 th Alamat : Keringan Wetan Rt 01/07 Bulurejo Semin Gunungkidul. Pekerjaan : buruh tani
Simbah Wasinah ini
menderita struk kurang lebih 2 th. Dan tinggal di rumah bersama
suaminya. Sudah berulang kali dibawa ke dokter tapi belum ada
perkembangan.
4. Nama
: Saliyem Umur : 80 th. Alamat : Keringan Wetan Rt 04/07 Bulurejo
Semin Gunungkidul. Simbah Saliyem ini menderita Lumpuh Kurang Lebih 2
th. Simbah ini tinggal di rumah sendiri dan yg merawat tetangganya.
5.
6. Samaji 45 th, Dusun Namberan Rt 05 Rw 04, Karang Asem, Paliyan Gunungkidul.
Bapak Samaji ini sakit Kusta selama kurang lebih 25 th. dengan keadaan sangat memprihatinkan sampai jari2 tangan habis. dulunya hanya luka kecil kemudian merambat ke semua jari. pak Samaji ini kemungkinan mempunyai Jaminan JAMKESTA. saat ini ini bapak Samaji ini hanya hidup seorang diri, hanya warga sekitar yang peduli merawat bapak samaji dengan merawat seadanya. sampai saat ini belum pernah mendapatkan bantuan apapun dari pihak pemerintah atau yayasan-yayasan terkait.
bapak Samaji ini dahulunya sektar tahun 1987/1988 menjadi PNS di Universitas 11 Maret. waktu itu itu bapak samaji ini mau di operasi tapi menolak. Sudah diupayakan bantuan ke dinsos dan Dinkes tapi sampai saat ini belum ada tindak lanjut. warga sekitar pun sudah berusaha mencarikan alat bantu jalan tetapi belum juga berhasil.
7.
8. Dua
wanita renta ini adalah kakak beradik,mbah Ginah, 85
tahun dan mbah Latinem, tinggal di sebuah dusun tepatnya di Trowono A, Desa
Karang Asem, Kecamatan Paliyan,bergandengan tangan bukan untuk mengucapkan kata
perpisahan ataupun mengucapkan selamat. Sang adik, mbah Latinem yang 10 tahun
lebih muda sedang membantu kakaknya yang sakit-sakitan untuk berjalan. Sejak
menderita sakit yang katanya DHOMPO setahun yang lalu, mbah Ginah memang
kesulitan untuk berjalan.Karena DHOMPO yang dideritanya dan berbekal kartu
jamkes dari Pemerintah mbah Ginah
berobat ke Puskesmas .Penyakit yang
dideritanya sembuh tapi setelah itu badan semakin lemah, sehingga untuk berjalan
harus rambatan ataupun dibantu adiknya.Mereka memang hanya tinggal berdua, di rumah kecil berdinding gedhek bolong-bolong
itu. Katanya mereka pernah menikah dan punya anak, tapi anak-anak mereka
meninggal waktu masih balita,tidak diketahui apa penyebab kematian
anak-anaknya,tapi mengingat kondisi perekonomian mereka yang pas-pas an bisa
diduga karena kekurangan gizi ataupun karena terlambat dibawa ke dokter,apalagi
angka kematian ibu danbayi pada waktu itu memang masih tinggi.Karena
tidak mmpunyai anak, mereka mengangkat anak saudaranya,seorang laki-laki bernma Ranto, yang kini sudah menikah dan mempunyai seorang anak. Ranto tinggal di sebelah rumahnya, sebuah rumah kecil juga, karena Rantodan istrinya hanyalah buruh serabutan.
Dipan
ini adalah tempat tidur mereka,tanpa kasur,tanpa busa bahkan tikarpun hanya
seadanya.Di sinilah mereka menghabiskan malam berdua,berselimutkan angin
kencang dari dinding rumahnya yang bolong. Tak ada kursi ataupun lemari pakaian
di rumah mereka karena mereka juga tidak
punya cukup pakaian untuk disimpan.Hanya
yang melekat di badan dan jarik yang ada di dipan itulah yang mereka miliki.
Dapur
inilah tempat mereka memasak,dengan kayu yang dicarinya di sekitar rumahnya,
dan sayuran hasil ‘’ramban’’ di pekarangan tetangga. Beruntung mereka mendapat
RASKIN dan BLSM walaupun dipotong sedikit untukberbagi dengan yang tidak
mendapat jatah BLSM.Sepetak tanah yang dimiliki memang tidak produktif apalagi
untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Itupun juga kalau mereka masih mampu
menggarap lahan mereka.Dengan khusyu’ dan tulus mereka berdo’a, mudah-mudahan
suatu saat nanti ada yang membantu memperbaiki rumah mereka, memberinya
peralatan dapur yang mencukupi, ataupun yang memberinya jaminan hidup. Amin, ya
Alloh.....kabulkanlah do’a mereka.
9. Yu ponijem,adalah seorang janda yang lahir sekitar
77 tahun yang lalu di dusun Trowono B,Desa Karangasem,Kecamatan
Paliyan.Mempunyai seorang anak laki-laki yang entah karena apa…kecerdasan otak
anaknya tersebut jauh di bawah standar..Anaknya telah menikah dengan seorang
wanita dari Daerah Cepu,Jawa Tengah yang akhirnya bercerai.Beberapa tahun
menjadi duda akhirnya menikahi seorang wanita dari Desa Mulo Kecamatan
Wonosari,dan kini dia tinggal di Desa Mulo tersebut. Dan karena keterbatasan
kemampuan karena anaknya yang bernama Sarbi ini hanya bekerja sebagai buruh
serabutan,maka Sarbi jarang sekali menengok ibunya yang sebatang kara.Ponijem
muda adalah seorang buruh pembantu dan pernah menjadi tukang masak di sebuah warung
makan milik salah seorang warga di Dusun Trowono A,tepatnya di sebelah utara
pasar Trowono.Kala itu untuk makan dan biaya hidup lainnya tidak masalah untuk
dia,dan itu sudah berlangsung selama puluhan tahun yang lalu.Usia Ponijem kini
sudah renta,badan sudah Nampak loyo dan kuyu mungkin karena beban hidup yang
semakin menghimpit.Dia tinggal di sebuah gubuk yang kecil dan reot,yang
beberapa saat lalu hampir rubuh dan karena kepedulian dari tetangga sekitar
dilaksanakan kerja bakti,bergotong royong memperbaiki gubuk tersebut,akhirnya
dinding rumah terpaksa diganti hanya dengan sisa-sisa spanduk dari berbagai
sponsor,itupunmilik tetangga,dari bekas usaha ternak burung gemak yang akhirnya
bangkrut.
Inilah hasil dari kepedulian warga sekitar yang
telah bergotong royong memperbaiki gubuk yu ponijem.Di sinilah dia
tinggal,seorang diri,tanpa anak,tanpa suami,dan juga tanpa penghasilan.Dia
jalani semua itu tanpa mengeluh,dia ikhlas menjalni semua ini.Pada saat musim
panas yang lalu dia pasti merasa kan nikmatnya tinggal di gubuk ini,yang hanya
berdinding spanduk bekas,karena pasti tidak merasakan panasnya seperti kita
yang tinggal di rumah dengan dinding tembok.Namun ketika hujan deras mulai
turun,dia pasti baru merasakan betapa
dinginnya,tinggal di gubuk derita ini.Belum lagi kalo air deras masuk ke rumah
dari berbagi celah,entah dari genteng yang bocor ataupun dari dinding-dinding.
Dan di atas dipan kecil dan reot inilah
Yu Ponijem menghabiskan malam ditemani banyak nyamuk,beralaskan bekas
karung,ada satu bantal di atas dipan reot itu,dan berdinding kain bekas yang
sudah tidak Nampak motifnya.dan sekali lagi,dia nikmati semua itu dengan penuh
keikhlasan.Dulu,ketika tenaga masih kuat dan sejak rumah makan sederhana tempat
dia bekerja tidak lagi ada,atau bisa dibilang bangkrut,Yu ponijem bekerja
sebagai buruh serabutan,atau buruh tani.Tapi kini,sisa-sisa tenaga yang dia
miliki tidak memungkinkan untuk melakukan itu.Terlebih para tetangga yang dulu
membutuhkan tenaganya mungkin merasa tidak sebanding antara upah yang
dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh dari tenaga yu Ponijem yang kian lemah.Dan
karena tidak secuilpun tanah ladang dia miliki,maka kini hanya bisa
mengandalkan dari belas kasihan sanak saudaranya.Adik perempuan yang tinggal di
sebelah rumahnya tidak cukup mampu untuk menopang hidupnya,karena dia juga
seorang janda yang tinggal dengan anaknya yang hanya buruh serabutan juga.
Inilah dapur tempatnya memasak,entah apa yang biasa dimasak,tergantung
apa pemberian tetangga saat itu.Sebuah tungku buatannya sendiri dari batu dan
sisa bata yang ditata sendiri,berbahan bakar kayu seadanya yang dia dapat dari
sekitar gubuknya.Mudah-mudahan suatu saat nanti,Alloh SWT berkenan merubah hidupnya,di
sisa usianya,memperbaiki kwalitas hidupnya,dan memberinya tempat tinggal yang
lebih layak.Amiin………..Mudah-mudahan dinding dari bekas gedhek yang tambal
tambalan ini segera diganti dengan dinding yang lebih baik.Amiin……..
Asmanipun Mbah Sipon dusun gondang rejo, Kelurahan Gatak, Kecamatan Wonosari
Mbah Sipon
Masukan Baru dari Mbak Dinda :
Masukan Baru dari Mas Supri Bakmi Jawa :
Ketiganya Warga Pakel Jaluk Piyaman Wonosari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar