Rabu, 24 Juli 2013

Perlu Uluran Tangan Bersama - Mari Peduli GPH 003

Dua wanita renta ini adalah kakak beradik,mbah Ginah, 85 tahun dan mbah Latinem, tinggal di sebuah dusun tepatnya di Trowono A, Desa Karang Asem, Kecamatan Paliyan,bergandengan tangan bukan untuk mengucapkan kata perpisahan ataupun mengucapkan selamat. Sang adik, mbah Latinem yang 10 tahun lebih muda sedang membantu kakaknya yang sakit-sakitan untuk berjalan. Sejak menderita sakit yang katanya DHOMPO setahun yang lalu, mbah Ginah memang kesulitan untuk berjalan. 


Karena DHOMPO yang dideritanya dan berbekal kartu jamkesmas dari Pemerintah mbah Ginah berobat ke Puskesmas .Penyakit yang dideritanya sembuh tapi setelah itu badan semakin lemah, sehingga untuk berjalan harus rambatan ataupun dibantu adiknya. Mereka memang hanya tinggal berdua, di  rumah kecil berdinding gedhek bolong-bolong itu. Katanya mereka pernah menikah dan punya anak, tapi anak-anak mereka meninggal waktu masih balita,tidak diketahui apa penyebab kematian anak-anaknya,




mengingat kondisi perekonomian mereka yang pas-pas an bisa diduga karena kekurangan gizi ataupun karena terlambat dibawa ke dokter,apalagi angka kematian ibu dan bayi pada waktu itu memang masih tinggi. Karena tidak mmpunyai anak, mereka mengangkat anak saudaranya,seorang laki-laki bernma Ranto, yang kini sudah menikah dan mempunyai seorang anak. Ranto tinggal di sebelah rumahnya, sebuah rumah kecil juga, karena Rantodan istrinya hanyalah buruh serabutan.



Dipan ini adalah tempat tidur mereka,tanpa kasur,tanpa busa bahkan tikarpun hanya seadanya.Di sinilah mereka menghabiskan malam berdua,berselimutkan angin kencang dari dinding rumahnya yang bolong. Tak ada kursi ataupun lemari pakaian di rumah mereka karena mereka juga tidak punya cukup pakaian untuk disimpan.Hanya yang melekat di badan dan jarik yang ada di dipan itulah yang mereka miliki.




Dapur inilah tempat mereka memasak,dengan kayu yang dicarinya di sekitar rumahnya, dan sayuran hasil ‘’ramban’’ di pekarangan tetangga. 










Beruntung mereka mendapat RASKIN dan BLSM walaupun dipotong sedikit untukberbagi dengan yang tidak mendapat jatah BLSM.Sepetak tanah yang dimiliki memang tidak produktif apalagi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Itupun juga kalau mereka masih mampu menggarap lahan mereka.Dengan khusyu’ dan tulus mereka berdo’a, mudah-mudahan suatu saat nanti ada yang membantu memperbaiki rumah mereka, memberinya peralatan dapur yang mencukupi, ataupun yang memberinya jaminan hidup. Amin, ya Alloh.....kabulkanlah do’a mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar